ANEKAKAWAN (Anom, Eka, Kawi, Wartawan, Anin) Kelompok Mahasiswa KARS FKM UI thn. 2010

Sabtu, 23 Oktober 2010

IRON JAWED ANGELS: membangun visi bersama


Film yang melukiskan kisah nyata ini menjadi inspirasi dan menjadi tonggak sejarah pada kehidupan  sekarang. Bahwa ada 2 wanita perkasa yang dengan gigih memperjuangkan hak-hak wanita untuk bisa sebagai pemilih  dalam pemilu. Sekali pun dengan cara memprotes presiden yang popular  ketika masa perang  itu.  Juga dipertontonkan bagaimana peran seorang wanita dalam menyeimbangkan kehidupan cinta  dan ambisi karir. Melalui pembuatnya, Katja von Garnier’s berhasil mengarmoniskan semua pendukung dalam film ini sehingga tercipta film sejarah yang kontemporer, memiliki kosep dan daya tarik yang relevan dengan kondisi saat ini…

Diceritakan pada tahun 1912 di Philadelphia 2 orang aktifis wanita muda, Alice Paulus dan Lucy Burns melangsungkan pertemuan dengan Carrie Chapman Catt dan Anna Howard Shaw yang merupakan pimpinan dari kelompok aktifis hak pilih NAWSA (National American Women Suffrage Association) –yang dibentuk pada tahun 1890 oleh Susan B. Antony dan Elizabeth Cady Stanton- Kelihatan sekali perbedaan  mereka. Mereka yang aktivis muda memiliki semangat yang kuat dan cenderung memberontak dibandingkan mereka yang lebih tua yang lebih konservatif, dalam upaya menekan agar dibuatkan amendemen pada konstitusi yang mengakui hak wanita untuk memilih. Sedangkan Chapman Catt dan Howard Shaw lebih memilih cara pendekatan negara dengan negara, menggunakan cara-cara yang lazim dilakukan saat itu. Namun akhirnya Paulus dan Lucy diijinkan untuk mengambil alih NAWSA yang berkantor di Washington, DC. Dengan syarat bahwa mereka harus mencari dana sendiri untuk mendukung aktifitasnya. Lalu mereka mulai menggalang rencana aktifitas besar mereka yang pertama, yakni mengadakan suatu parade untuk menyuarakan hak pilih perempuan. Mereka juga merekrut tim relawan, termasuk teman kuliah Alice -Mabel Vernon-, pekerja pabrik –Ruza Wenclawska-  dan pekerjapekerjasosialyangbernamaDorisStevens.  
Sementara dalam upayanya menggalang dana pada suatu pertemuan di Galeri Seni, Paulus bertemu dengan seorang pengacara kaum tenaga kerja -Inez Mulholland- untuk bisa dijadikan ikon dalam acara pawai yang akan digelar nantinya. Ia juga berkenalan dengan seorang kartunis koran politik Washington bernama Ben Weissman, yang kemudian berlanjut menjadi hububungan asmara.
Kembali ke Washington, Presiden Woodow Wilson merasa kecewa mendapatkan dirinya diabaikan karena  tidak tergalang banyak masa untuk mendengarkan pidatonya. Sementara itu di seluruh bagian kota pawai atau parade yang digelar oleh Paulus dan kawan-kawan berubah menjadi kerusuhan oleh ulah penonton dan kaum laki yang tidak setuju dengan misi kelompok mereka. Suasana hiruk pikuk dan kekerasan ini akhirnya menyebabkan beberapa orang menjadi korban. Tapi Paulus dan Burns justru senang dengan publisitas yang diakibatkan oleh kerusuhan itu. Banyak Koran di halaman depan mengulas tentang  kejadian ini keesokan harinya.  Pemberitaan ini memberi kesempatan pada mereka untuk memimpin delagasi guna bertemu langsung dengan Presiden Wilson.  Presiden akhirnya Cuma berjanji untuk mempelajari dulu rancangan usulan amandemen ini. Dan lobi yang dikerjakan ke anggoa kongres akhirnya mementahkan juga usulan perobahan ini di tingkat komite.

Paulus dan Burns
akhirnya  berada pada posisi berseberangan dengan Catt ketika mereka menggalang dana di luar NAWSA untuk menerbitkan sebuah surat kabar yang menyerukan kaum perempuan untuk memboikot Presiden Wilson dalam pemilu berikutnya. Paulus juga menekan Weissman untuk membantu uapayanya ini.  Dan untuk itu ia setuju diajak pergi kencan bersama Weissman. Walaupun ia terkejut ketika tahu bahwa Weissman adalah seorang duda yang sedang  membawa anak laki-lakinya untuk makan malam bersama dengan mereka. Meskipun ia tetap tertarik pada Weissman, Paulus lebih  memilih mengorbankan hubungan mereka demi  mengabdikan dirinya sepenuhnya pada usaha mendapatkan hak pilih bagi kaum perempuan.
 
Ketika Paulus dan Burns diaudit atas pengluarannya ketika berada di bawah NAWSA lantas mereka memutuskan keluar dari organisasi itu dan selanjutnya membentuk National Woman's Party (NWP). Partai Wanita Nasional ini menentang pada semua kandidat yang menolak proposal amandemen konstitusi yang diusulkan ini. Dan NWP berani mengganggu pidato Presiden Wilson di  Kongres dengan mengajukan protes. Dan senator berpengaruh Leighton (Joseph Adams) telah menentang istrinya Emily yang telah memberikan donasi kepada NWP. Dan mulailah para wanita pemberani inimenggencarkan propagandanya lintas negara bagian.

Perang Dunia I dimulai, dan Presiden Wilson tampaknya
akan menuju ke kemenangan dalam kampanye pemilihan ulang.. Merasa lebih baik punya teman daripada musuh di Gedung Putih, Catt mencoba untuk meyakinkan Paulus dan Burns untuk menarik diri dari kegiatan kampanye. Sementara iitu di San Francisco, Mulholland sakit menderita sakit dan akhirnya meninggal.  Merasa bahwa dia bertanggung jawab atas kematian Mulholland's, Paulus mengundurkan diri  dari usaha  pertanian keluarga, sampai Burns tiba dan meyakinkan dia untuk terus berjuang. Mereka kembali ke Washington, dengan rencana berani untuk mengunjungi Gedung Putih. Senator Leighton semakin  terganggu dengan  keterlibatan istrinya yang semakin jauh dengan NWP dan akhirnya istrinyapun harus meninggalkannya.

Media kemudian menjuluki  para perempuan ini sebagai  'Iron Jawed Angels'. Hubungan antara pemerintah Amerika dan demonstrn NWP juga semakin tegang. Banyak di antara mereka yang ditangkap dengan alasan pelanggaran terhdap tertib lalu lintas. Mereka dikirim ke rumah sosial untuk para gelandangan Occoquan dalam jangka waktu  jangka 60 hari dimana mereka akhirnya mengalami kondisi kesehatan yang buruk. Selama ini, Paulus dan wanita lain menjalani mogok makan selama otoritas penjara memaksa memberi mereka makan susu dan telur mentah melalui tabung.

Ketika Paulus dan Mrs Leighton bergabung
dengan baris pengunjuk rasa, mereka diserang oleh gerombolan, dan kemudian dipenjara. diijebloskan ke sel isolasi. Paulus pun berontak dengan keadaan di ruang itu. Ia lalu memecahkan jendela untuk mendapatkan udara segar, walaupun tetap melanjutkan mogok makan. Dia kemudian ditolak pengacara, ditempatkan di ruang lain dan dikenakan pemeriksaan di bangsal jiwa. Dokter Jiwa melaporkan kepada Presiden Wilson bahwa Paulus tidak menunjukkan tanda-tanda mania, depresif atau pun gangguan jiwa lainnya. Ia dikembalikan  ke masyarakat umum di dalam penjara, di mana dia memimpin para pejuang hak pilih wanita untuk mengadakan gerakan  mogok makan. Kepala penjara mulai memaksanya untuk memberi makan dan seorang penjaga yang simpatik dan mendukung perjuangan Paulus telah menyelinapkan  pena dan kertas buat  Paulus.

Pada bagian akhir dicertakan bahwa Catt berbalik mencoba untuk mendapatkan perhatian Presiden Wilson untuk akhirnya mendukung perubahan hak pilih, tetapi presiden   menolaknya. Di sisi lain Senator Leighton sempat melihat istrinya di penjara, dan terkejut dengan kondisi apa yang dilihatnya.. Selama pertemuan kedua orang suami istri itu, Mrs Leighton lalu menyelipkan catatan Paulus dan menjelaskan secara rinci penganiayaan apa yang mereka terima di penjara. Berita di media mengakibatkan pergeseran opini publik untuk berpihak pada suffragettes, yang sekarang dikenal sebagai "malaikat rahang besi." Akhirnya Catt merebut kesempatan  menekan Presiden Wilson untuk mendukung perubahan hak pilih, dan pembebasan para perempuan  dari  penjara ketika ia datang untuk menang dalam pemilihan Kongres.

----
Paulus, Burns dan semua wanita lain pada akhirnya diampuni oleh Presiden Wilson. Mahkamah Agung menyatakan bahwa penangkapan mereka, pada kenyataannya adalah inkonstitusional. Pada tanggal 26 Agustus 1920, ‘the Susan B. Anthony Amendment’ disetujui menjadi undang-undang. Dan 20 juta perempuan Amerika memenangkan hak untuk memilih dalam pemilu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar