ANEKAKAWAN (Anom, Eka, Kawi, Wartawan, Anin) Kelompok Mahasiswa KARS FKM UI thn. 2010

Selasa, 05 Oktober 2010

PERSONAL MASTERY


Pengertian Personal Mastery
Peter Senge menyebutkan ada 5 hal yang termasuk dalam proses pembelajaran manusia yang dapat mengatasi kebutaan belajar seseorang. Satu dari lima hal tersebut adalah Personal Mastery. Senge mendefinisikan Personal Mastery sebagai menciptakan sesuatu yang dinginkan seseorang dalam kehidupan dan pekerjaannya. Personal Mastery menuntut komitmen seseorang terhadap kontinuitas pengembangan suatu hal yang dikerjakan dan dalam semua aspek kehidupan seseorang. Sehingga Personal Mastery (Penguasaan Diri) merupakan suatu proses pembelajaran kehidupan seseorang, bukan sesuatu yang sudah dimiliki (Junadi)
Ada beberapa definisi tentang Personal Mastery, antara lain berasal dari:
1.       Fran Sayers Ph.D :
Personal Mastery adalah:
a.       Pengembangan diri seseorang yang berkesinambungan.
b.      Selalu mencari jalan untuk bertumbuh, hal-hal baru untuk dipelajari, bertemu dengan orang yang menarik
c.       Suatu jalan kehidupan yang menekankan pada pertumbuhan dan kepuasan dalam kehidupan personal  dan professional.
2.       Michael J. Marquardt:
Suatu cara yang  berkesinambungan untuk menjernihkan dan memperdalam visi, energy dan kesabaran seseorang
Sayers menganjurkan agar kita menggunakan Personal Mastery karena Personal Mastery adalah hal yang baik untuk dilakukan,  serupa dengan sebagian besar agama dan kepercayaan yang dimiliki kita  yaitu  memotivasi kita untuk mencapai yang terbaik dari diri kita “.
Mastery tidak berarti mengontrol orang lain, maupun diri sendiri. Seiring berjalannya waktu yang dilakukan  adalah menggabungkan berbagai variasi dan kadang-kadang konflik kepribadian seseorang (Leonard).

Aspek Personal Mastery
Oleh Metavarsity Course, Personal Mastery disebutkan memiliki 4 aspek, yaitu:
1.       Aspek Emosional, yang terdiri atas:
a.       Memahami emosi diri sendiri dan akibatnya
b.      Memahami orang lain dan emosi yang dialaminya
c.       Berdaya secara emosional dan nyata
d.      Menjadi vulnerable dan terbuka dengan suatu hubungan
2.       Aspek Spiritual, yang terdiri atas:
a.       Terhubung dengan inner self
b.      Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain
c.       Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain
d.      Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup
3.       Aspek Fisik
a.       Berada secara fisik dan dalam lingkungan
b.      Memahami hubungan antara ‘mind-body’
c.       Bertanggung jawab dan membuat keputusan positif
d.      Memanage stress dan mencapai keseimbangan
4.       Aspek Mental
a.       Memahami cara pikiran bekerja dan cara menciptakan realitas
b.      Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi
c.       Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif
d.      Menciptakan realitas yang diinginkan.
Dengan  menguasai 4 aspek yang telah dikemukakan, diharapkan seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat  dikatakan telah menguasai Personal Mastery . Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif, secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.

Dimensi Personal Mastery
Penerapan Personal Mastery dapat dilihat dari dua dimensi yang saling berkaitan. Dimensi dimana seseorang tersebut sebagai individu dan dimensi dimana personal tersebut menjadi bagian dari suatu kelompok (team). Sebagai individu, upaya pengendalian diri (personal mastery) dengan segala unsurnya akan dapat membentuk karakter personal, sedangkan perannya pada kelompok, PM diperlukan untuk menjamin adanya pembelajaran organisasi (Learning Organization). Paduan karakter personal yang dimiliki oleh anggota team dalam suatu organisasi akan membuat dinamika dan menumbuhkan organisasi tersebut. Dari interasksi ini munculnya benih-benih leadership yang diharapkan akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang tangguh.
Bagan sederhana untuk menerangkan hal tersebut bisa digambarkan di bawah ini:
                                                                              
Keuntungan menguasai Personal Mastery menurut Metavarsity Course adalah:
1.       Kemampuan mengambil tanggung jawab pemilihan pribadi
2.       Kejelasan dan profesionalisme visi
3.       Kohesive, team work yang bersatu
4.       Penurunan jumlah karyawan yang absen  melalui peningkatan kesejahteraan karyawan, mengendalikan stress dan sikap positif
5.       Menciptakan pertumbuhan organisasi yang tetap dan berjangka panjang
6.       Pemenuhan tanggung jawab social dengan baik

Dengan demikian terlihat jelas bahwa Personal Mastery tidak saja baik bagi diri sendiri namun juga mempengaruhi lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal dengan cara yang positif.

Personal Mastery dan Leadership
Personal Mastery, pembelajaran organisasi (Learning Organization) dan Leadership merupakan bagian yang saling terkait. Personal Mastery walaupun secara langsung berpengaruh pada organisasi namun belum tentu suatu organisasi dapat berubah karena Personal Mastery. Di sisi lain dapat dikatakan tidak ada dinamika dalam Learning Organizatian jika tidak memiliki Personal Mastery.
Seorang yang memiliki Personal Mastery yang kuat akan berpotensi menjadi leader karena telah memiliki dasar-dasar leadership yang baik. Modal dasar utama yang dimiliki adalah visi dan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kemana arah organisasi itu akan dituju sudah jelas dari awal. Begitu juga dari kepribadiannya yang matang tentu akan menjadi panutan para anggota team yang lain. Personal Mastery yang baik melahirkan juga seorang dengan nilai humanis yang tinggi sehingga dengan dasar rasa kasih akan bisa memberikan hubungan yang hangat kepada yang lainnya. Hal ini terutama akan sangat menyentuh pada mereka yang berperan sebagai bawahannya. Hubungan interpersonal yang baik menjadi modal juga untuk bisa merangkul semua individu dalam kelompok tersebut dari beraneka ragam asal serta karakter. Dengan semangat pengabdian lebih menjamin bahwa seorang leader pasti akan mengutamakan kepentingan team, kelompok atau organisasi tertentu di atas kepentingannya sendiri.

Ciri Good dan Poor Personal Mastery
Mereka yang memilik penguasaan diri (personal mastery) yang tinggi akan memiliki cirri sebagai berikut;
  1. Melihat visi sebagai panggilan dari lubuk hati paling dalam dan bukan sekedar gagasan atau ide.
  2. Memiliki komitmen dan inisiatif yang lebih tinggi disbanding lainnya.
  3. Menyadari bahwa penguasaan diri merupakan suatu proses pembelajaran yang berkelanjutan sepanjang hidup.
  4. Terus berupaya untuk mengembangkan diri  dengan menerima serta menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Sedangkan mereka yang memilik penguasaan diri yang buruk cenderung bersikap pasif. Tidak mau repot dengan menjalankan upaya-upaya pembenahan diri yang sangat membebani. Mereka beranggapan bahwa Personal Mastery tidak lebih dari suatu pengekangan, memasung nilai-nilai kebebasan. Namun sayangnya alasan-alasan ini sebatas retroika yang tanpa disadari dalam pemahaman Personal Mastery pun juga terkandung nilai kebebasan untuk berkarya dan berkreasi. Bukan cuma konsep ataupun bahan diskusi semata. Dengan demikian mereka yang ada dalam kelompok ini sudah puas dan tidak mau terganggu lagi dari suasana confort zone yang dinikmati kini. Mereka memiliki tujuan hidup yang tidak jelas arahnya serta kemungkinan juga tidak memiliki visi dalam menjalankan hidup baik untuk diri pribadi mapun kelompok. Mereka juga sangat berat dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan lingkungan.

 Membangkitkan Personal Mastery
Sebagai manusia, kita harus tetap mempertahankan Personal Mastery yang sudah kita miliki. Karena Personal Mastery membawa dampak positif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja. Junadi (2010) menyebutkan cara yang harus dilakukan untuk mengembangkan Personal Mastery ke arah yang sempurna. Cara tersebut adalah pertama kita harus terus menerus mencari kejelasan hal yang berarti bagi hidup kita. Kedua belajar melihat realitas kekinian dengan pikiran jernih (Junadi,2010). Penting untuk diingat bahwa Personal Mastery adalah sebuah proses yang kontinu. Sehingga dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk terus menerus mempertahankan dan mengembangkannya.








DAFTAR PUSTAKA

1.       Junadi, Purnawan (2010). Slide 7 Kebutaan, Program SLST KARS 2010. Universitas Indonesia
2.       Junadi, Purnawan (2010). Slide Leadership & Personal Mastery. Program SLST KARS 2010. Universitas Indonesia
3.       Senge Peter (2010) http://createnow.ca/PersonalMastery.html
4.       Marquardt, Michael J (1996). Building the learning organization: a system approach to quantum improvement and global success. McGraw-Hill.
5.       Sayers, Fran, Ph.D (1996). Personal Mastery. http://www.opi-inc.com/personal.htm
6.       Leonard, Karin & Associates. What is Personal Mastery. http://www.innerevolution.com/Articles/personalmastery.html
7.       Personal Mastery Course. Metavarsity College of Metaphysical  Study. Access on September 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar