ANEKAKAWAN (Anom, Eka, Kawi, Wartawan, Anin) Kelompok Mahasiswa KARS FKM UI thn. 2010

Sabtu, 23 Oktober 2010

An Inconvenient Truth tentang pemanasan global

An Inconvenient Truth merupakan film dokumenter  yang mencetak rekor  pendapatan terbesar pada hari pertama tayang dan merupakan film dokumenter terlaris ketiga di Amerika Serikat. Film yang menceritakan tentang  pemanasan global  ini dibintangi oleh Al Gore, mantan wakil presiden Amerika  pada era Bill Clinton. Topik ilmiah yang mungkin membosankan bagi sebagian besar penonton, kali ini disajikan sangat berbeda, disamping dibawakan oleh seorang Al Gore, pembawaannya pun dinilai sangat baik dan menarik, sehingga mudah dicerna oleh orang awam.
 Mantan wakil presiden itu membuka film ini dengan salam kepada penonton dengan lelucon bahwa ia ada di situ sebagai presiden Amerika yang berikutnya. Gore kemudian mulai slide show tentang perubahan iklim, sebuah presentasi yang komprehensif penuh dengan grafik yang rinci, diagram dan  visual yang menarik dan mudah dipahami. Gore lalu memamerkan foto penampakan bumi yang indah dilihat dari ruang angkasa. Foto ini diambil dari beberapa kali kesempatan melalui misi luar angkas.
Dalam urusan pemanasan global, Amerika Serikat adalah negara yang kontribulsinya paling banyak, tak kurang dari 25% produksi karbondioksida dunia berasal dari Amerika Serikat. Di sana isu pemanasan global masih saja menjadi polemic, anara lain akibat pemberitaan yang tidak berimbang di media massa serta lobi politis dari pihak-pihak uyang tidak pro lingkungan. Al Gore yang juga merangkap sebagai salah satu direktu Apple Corporation dan penasehat Google ini dapat menjelaskan secara baik bahwa pemanasan global sedang terjad dan hal tersebut berbahaya bagi seluruh umat manusia
Gore memberi contoh, misalnya volume Gletser yang menurun di berbagai tempat di belahan dunia. Badai Katrina, suhu rata-rata yang terus meningkat di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Artik serta luas daratan yang berkurang jika es yang ada di Antartika atau di Greenland mencair.
Dalam beberapa kesempatan, Gore juga menceritakan kehidupan pribadinya, bagaimana hal hal yang terjadi pada kehidupannya membuat beliau menjadi seorang pejuang lingkungan. Pertama kali Gore mengetahui pemanasan global adalah dari Roger Revelle, seorang  pengajarnya sewaktu ia masih kuliah. Dan Revelle lah merupakan salah satu orang yang pertama kali mempelajari pemanasan global.
Gore juga menceritakan rasa frustasinya ketika menghadapi senat Amerika Serikat, sebelumnya dia yakin jika kongres akan terkejut jika mengetahui fakta  berkaitan dengan pemanasan global ini, tetapi kenyataannya tidak sama sekali. Dan setelah kekalahan tipisnya dari George W. Bush pada pemilu Amerika Serikat, Gore memilih untuk pergi dari kota ke kota untuk membicarakan isu lingkungan.

Ketidakberdayaan Amerika Serikat dalam menghadapi isu lingkungan juga menjadi salah satu topik yang dibahas. Film dokumenter ini mengutip ucapan Ronald Reagan  mantan presiden Amerika Serikat:
“A number of very reputable scientists have said that one factor of pollution is oxygen nitrogen from decaying vegetation. This is what causes the haze that gave the big smoking ???”
Atau  pendapat George Bush,  juga mantan presiden Amerika Serikat dan ayah dari presiden Amerika Serikat :
“This guy (Al Gore) is so far off the environmentalist extreme we’ll be up to our neck in owls and out of work for every American…”
Atau Jim Inhofe,  salah satu senator Amerika Serikat:
“Global warming is the greatest hoax ever perpetrated on the American people.”

Setelah serangan  9 September,  Amerika Serikat bersumpah bahwa tidak akan ada serangan seperti itu lagi. Al Gore dengan baik memperagakan apa yang akan terjadi seandainya es yang  ada di Greenland atau Antartika mencair: bangunan World Trade Center Memorial akan dikelilingi air.
Gore juga membantah miskonsepsi bahwa belum ada kesepakatan tentang pemanasan global di antara para ilmuwan dengan mengutip penelitian kontroversial Naomi Oreskes pada tahun 2004. Oreskes mencari jurnal ilmiah dengan kata kunci ‘global climate change’ dan menemukan 928 jurnal.  Dari sejumlah jurnal tersebut sama sekali tidak ada yang berbeda pendapat dengan pendapat  kebanyakan orang tentang pemanasan global. Sebaliknya, pada penelitian yang lain, dari 636 artikel tentang pemanasan global di media massa populer, 53% di antaranya berpendapat bahwa belum ada kesepakatan tentang pemanasan global di kalangan ilmuwan.
Kemudian Gore juga memberitakan kasus Philip Cooney tahun 2003. Waktu itu Cooney yang menjabat sebagai staff Gedung Putih membidangi lingkungan hidup, menerima memo dari EPA tentang pemanasan global. Bukannya memberitakan memo tersebut apa adanya, dia memodifikasinya sehingga artinya berbeda. Insiden ini kemudian diketahui oleh New York Times dan Cooney kemudian mengundurkan diri dan beberapa hari kemudian langsung bekerja untuk Exxon-Mobil.
Alasan klasik pemerintah Amerika Serikat dalam isu lingkungan adalah bahwa memperhatikan lingkungan akan mempengaruhi perekonomian. Al Gore menanggapi isu ini dengan menggunakan analogi bumi dan emas. Mana yang harus kita pilih jika disuruh untuk memilih: emas atau bumi? Emas tidak berarti jika kita tidak memiliki bumi.
***
Tidak salah jika disebut bahwa film ini berhadapan langsung dengan kaum industrialis yang sekarang menguasai Gedung Putih. Akibatnya, mesin-mesin propaganda mereka bergerak dengan cepat untuk melawan efek dari film ini.
Pada Mei 2006, lembaga ‘non profit’ CEI membuat dua buah iklan televisi yang menyebutkan bahwa pemanasan global bukanlah masalah. Iklan yang pertama mengutip sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa “gletser sedang bertambah, dan bukan sedang mencair”.  Beberapa hari kemudian, Curt Davis –peneliti dari Universitas Missouri-Columbia yang mempublikasikan penelitian tersebut,  merilis pernyataan yang membantah iklan tersebut
“These television ads are a deliberate effort to confuse and mislead the public about the global warming debate,” Davis said. “They are selectively using only parts of my previous research to support their claims. They are not telling the entire story to the public.”
Iklan yang kedua mengatakan bahwa “Karbondioksida bukanlah polutan, kita menghembuskannya dan tanaman menghirupnya. Mereka mengatai ini polusi, kami mengatai ini kehidupan”, tentunya tanpa memperhatikan bahwa ilmuwan sepakat bahwa pertambahan konsentrasi karbondioksida di atmosfer akan menambah temperatur bumi. CEI adalah lembaga ‘non profit’ yang didanai salah satunya oleh ExxonMobil
Pada Agustus 2006, seseorang mengunggah (upload) sebuah video ke YouTube. Video yang berjudul  ‘Al Gore’s Penguin Army’  tidak memiliki tujuan apapun selain untuk mendiskreditkan Al Gore. Video ini diklaim dibuat oleh seorang amatir berusia 29 tahun, tetapi Wall Street Journal kemudian menemukan bahwa ‘amatir’ ini berasal dari grup DCI, sebuah firma public relations yang berhubungan erat dengan Partai Republican dan perusahaan-perusahaan seperti General Motors dan ExxonMobil.

1 komentar:

  1. Selamat pagiiiii
    Saya kemas anhar siswa baru KARS UI-Palembang Eilearnig, senang rasanya melihat tampilan foto senior setelah selesai. Mohon kiat, pengalaman dan bimbingannya selama menjalani proses studi e-learnignya yo. Trims

    BalasHapus