ANEKAKAWAN (Anom, Eka, Kawi, Wartawan, Anin) Kelompok Mahasiswa KARS FKM UI thn. 2010

Sabtu, 30 Oktober 2010

Something the Lord Made; contoh team learning


Team Learning bagian dari Learning Organization (Organisasi Belajar)
Pater Senge mendefinisikan Team Learning sebagai suatu proses menyelaraskan dan membangun kapasitas tim untuk mecapai tujuan yang diinginkan bersama atau ‘the process  of aligning and developing  capacity of the team to create the result its members truly desire’.  Pembelajaran team ini merupakan salah satu karakteristik dari pembelajaran organisasi atau Learning Organization. Suatu kehidupan organisasi akan bertumbuh dengan baik jika para anggotanya memiliki kesepahaman akan tujuan bersama dan sama-sama meningkatkan diri dengan cara belajar secara terus menerus menurut kapasitas atau kompetensi masing-masing.  Biasanya selain memiliki kekuatan seperti itu, para anggota team secara tidak disadari telah memiliki potensi diri (personal mastery) dan mental yang kuat, bisa berpikir secara holistik atau sistemik serta berwawasan untuk mencapai visi bersama .
Film  ‘Something the Lord Made’ sebagai kisah nyata menceritakan bagaimana team yang dibangun bersama  oleh 3 tokoh utama (Dr. Alfred Blalock, Vivien Thomas dan Dr. Joseph Beard) berhasil  mencapai tujuan sesuai dengan keinginan. Mereka masing-masing memiliki karakter  dan mental personal yang tangguh, kompak karena telah menyepakati visi bersama team, mempunyai wawasan dan saling terbuka dan memiliki pola pikir yang utuh, komprehensip  dan tidak  terkotak-kotak.

Team Learning tidak mengenal sekat perbedaan
Pada hakekatnya proses belajar tidak mengenal perbedaan. Entah seseorang itu awalnya berasal dari orang yang tidak mampu ataupun kaya, pekerja kasar ataupun pejabat tinggi dan tidak mengenal juga suku, ras atau pun golongan.  Manusia dan mahluk hidup lainnya dituntut untuk tetap mampu beradaptasi agar mereka bisa bertahan. Beradaptasi membutuhkan  inovasi dan kemampuan untuk berkreasi. Dan ini semua bisa didapat dengan cara belajar, baik secara individual maupun bersama.  
Dalam film ini Vivien Thomas mempunyai semangat dan tekad yang kuat untuk belajar. Sekali pun ia anak tukang kayu dan karena keadaan sebelumnya menggagalkan niatnya untuk dapat bersekolah di Kedokteran, tidak membuat semangatnya patah untuk belajar. Ketika diterima bekerja sebagai tenaga teknisi di laboratorium Vanderbiit  University Medical School dimana Dr. Alfed Blalock bertugas,  ia pun secara diam-diam memanfaatkan waktu dengan membaca buku-buku Kedokteran milik dr. Blalock (seorang dokter ahli bedah) yang ditempatkan di ruang laboratorium itu. Di sisi lain, secara team, Vivien selalu siap membantu dan tetap salang mengisi dalam menyelesaikan sesuatu bersama dr. Blalock.  Begitu  juga dokter bedah ini, dia tidak pernah memandang kedudukan dirinya, tidak memandang bahwa dia dari kaum kulit putih,  tapi dia bisa menjaga agar berada dalam kesetaraan di saat melakukan tukar pikiran dan mengungkapkan pendapat di dalam team-nya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh dr. Beard terutama saat membimbing Vivien ketika belajar memegang alat instrumen bedah.

Tahap pembentukan Team Learning
Orientation; tahap yang dilandasi oleh semangat menggebu dengan terkadang memiliki  harapan yang kurang realistis dan kurangnya kejelasan bagi anggota terhadap tujuan norma ataupun visinya. Dalam kisah film; bagaimana semangat seorang Vivien untuk belajar atau juga idealism si dokter Blolack bisa dikatakan mulai masuk fase ini
Dissatisfaction; adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, semangat jadi menurun dan cenderung frustrasi akan peran dan tujuan. Adanya kepercayaan yang rendah dan merasa tidak mampu. Contoh pada film; pada saat Vivien mulai berorientasi terhadap lingkungan pekerjaannya dan bagaimana ia melihat kenyataan pekerjaan itu yang sebenarnya. Dr. Blolack dengan risetnya yang tidak selalu mendatangkan hasil yang mulus dan lancar sesuai harapan.
Integration; mulai ada kejelasan dan komitmen terhadap peran, tugas dan visi. Timbul kepercayaan dan saling menghormati serta cenderung menghargai perbedaan untuk menghindari konflik. Pada film ini diceritakan saat mereka mulai membangun saling percaya dan mengembangkan ide-ide kreatif serta kejelasan akan hasil penilitiannya.
Production; fase dimana sudah ada kejelasan peran, nilai dan tujuan. Sekalipun sudah produktif untuk menghasilkan suatu karya, pembelajaran dan pemberdayaan tim tetap secara terus menerus ditingkatkan. Diceritakan dalam film bahwa sejak keberhasilan menangani penderita jantung pada anak, dr. Blalock bersama asistennya (Vivien Thomas) terus mengerjakan operasi-operasi ke berikutnya, tentu pasti diiringi dengan upaya penyempurnaannya.

Peran anggota team yang jelas
Untuk kejelasan dan  kepastian akan arah tujuan team, visi yang dibangun harus menjadi kesepakatan dan dipahami bersama. Visi team dalam film ini adalah membuat ‘blue baby’ menjadi pink baby’ melalui operasi. Peran anggota yang berbeda tapi berada dalam satu tujuan. Dr. Blalock dengan daya analisis, perencana penelitian dan sebagai leader dalam team, sedangkan Vivien memiliki ketrampilan dalam memanfaatkan peralatan sekaligus juga sebagai innovator untuk menciptakan peralatan baru yang diperlukan. Kombinasi dan kolaborasi yang juga dibangun melalui dialog dan diskusi baik pada fase dissatisfaction hingga ke production akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Azas belajar bersama dan terbuka
Proses belajar dalam satu team akan efektif dan baerhasilguna jika didasari oleh keterbukaan terhadap perubahan yang sedang berkembang, tidak ketinggalan jaman (up to date) dan aplikatif. Bisa diterapkan dalam kehidupan berorganisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan bersama tersebut. Dengan terus belajar  untuk mencari solusi dari masalah yang ada dr. Blalock dan teamnya berusaha menemukan cara atau teknik pembedahan untuk mengatasi penderitaan pasien jantung bawaan pada anak-anak. Eksperimen yang dilakukan semakin dalam  dan semakin terarah. Upaya percobaan pada binatang (anjing) pun telah dilakukan. Dan hasilnya luar biasa.  Semangat yang tidak kenal menyerah ini mendapatkan cara atau teknik bedah yang efektif untuk diterapkan pada penderita ‘tetralogy of fallot’. Kerja team tersebut tidak terlepas dari peran Vivien yang begitu besar, hingga suatu saat dr. Blalock pun pernah berkata “ Vivien.., this looks like something the Lord make”.

Inovatif dan sebagai pembaharu kelaziman
Dalam cerita film ini memberikan makna juga bahwa dengan mengembangkan terus proses pembelajaran baik personal maupun  team,  akan dapat menghasilkan inovasi yang saat itu belum dipikirkan orang lain apalagi diwujudkan secara nyata. Vivien telah berhasil membuat alat instrument bedah  dengan bentuk atau model baru yang sangat menunjang kelancaran proses pembedahan ketika itu. Demikian pula dengan kerja team saat melakukan riset di laboratorium, mereka  berhasil menciptakan saluran yang mem-bypass darah dari jantung ke paru paru melalui binatang percobaan. Kisah ini juga mematahkan ketabuan dan mitos yang diyakini banyak orang saat itu. Bahwa dalam melakukan tindakan medis, organ jantung tidak boleh sama sekali disentuh.  Jadi team learning bisa menciptakan karya yang inovatif dan pada beberapa hal menjadi pelopor terhadap pembaharuan terhadap nilai-nilai atau kelaziman yang berkembang pada suatu masa.

Dialog dan diskusi sebagai pilar utama
Team learning dalam membentuk organization learning (Organisasi dalam pembelajaran) prosesnya pastilah melalui serangkaian interaksi antar anggotanya. Bisa dalam bentuk dialog, diskusi, seminar bahkan mungkin saja dengan ada perdebatan. Dialog merupakan komunikasi dua arah dimana pihak pertama mengajukan pertanyaan  dan pihak lainnya menjelaskan atau pun mengklarifikasi sehingga tercapai pemahaman yang sama, terlepas dari setuju atau tidak. Sedangkan Diskusi merupakan bentuk komunikasi  multi arah, antar berbagai kumunikator untuk mendapatkan suatu konsensus dari topik yang diperbincangkan.
Dalam melakukan tugas mereka senantiasa  berdiskusi  untuk mencapai kesepahaman. Dengan mengembangkan dialog dan  mengadakan diskusi yang konstruktif ini secara terus menerus  mereka akhirnya berhasil meraih apa yang diinginkan selama  ini.

Penghargaan sebagai konskwensi hasil, bukan menjadi harapan pasif
Pada akhir  film ini diceritakan Vivien dipercaya menjadi instruktur bedah di Universitas  Jhons Hopskins dan pada tahun yang sama –tahun 1974- ia mendapatkan pula penghargaan honorary degree Doctor of Laws atas sumbangan dan jasanya selama ini yang tidak saja memberi pengaruh positif bagi institusi tempatnya bekerja tapi juga secara umum telah berbuat sesuatu yang berguna bagi banyak orang. Penghargaan yang diterimanya antara lain Chevalier de la Legion d’Honneur, the Passano Award, the Matas Award, and the Albert Lasker Medical ResearchAward.
Hal ini memberi makna bahwa  jika kita dalam kehidupan baik sebagai personal maupun dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, asal bisa mengembangkan personal mastery, memiliki mental yang tangguh, berpikir secara sistemik,  sepakat  menjalankan visi bersama  serta mampu  mengontrol  untuk  mengurangi kelemahan / kebutaan dalam diri maupun kelompok, pastilah akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Dan niscaya penghargaan pun akan datang tanpa diharap atau diminta.  Dengan kata lain, aktifitas positif baik secara personal maupun kelompok apalagi bermanfaat bagi orang lain, dengan sendirinya akan mendatangkan juga penilaian dari orang atau kelompok lainnya. Cetusan positif dari penilain ini diwujudkan dengan suatu penghargaan. Jadi penghargaan didapat sebagai konskwensi dari  hasil yang baik, bukan merupakan buah dari harapan yang pasif.

1 komentar:

  1. IZin Copas yah..., tp dicantumkan link hidupx kok. makasih sblumnya

    BalasHapus